Beberapa hari
ini saya kepikiran untuk membuat tato di pergelangan tangan kiri
saya...sebenarnya udah dari dulu juga sih saya pengen tatto. Tapi ada beberapa
hal yang membuat saya berfikir ulang untuk menato. Alasannya nih ya, satu: saya belum tau kenapa saya harus
tatto? dua,kalo pun tatto,
saya belum punya ide untuk designnya. Karena saya punya prinsip kalo tatto itu
harus punya makna.
Dan beberapa
hari ini saya sedang kepikiran untuk membuat tatto gelang di pergelangan tangan kiri..
Kenapa di pergelangan tangan?Selain karena saya suka gelang, tempat itu juga
ga terlalu vulgar karena bisa ditutupi jam tangan. Itu karena saya menganut kepercayaan bahwa tatto itu jangan
di tempat yang vulgar. Tapi jangan juga di punggung. karena kita ga bisa
menikmati tatto kita. Kan ga enak nih kalo harus pasang kaca depan belakang
cuma buat liat tatto kita...hehe.
Jadi, setelah berfikir lama banget...(ciee, lama lho..lamaan mana
cobak sama nunggu dudamu?jiaah) akhirnya aku memutuskan pengen tatto tulisan
jawa nama Bapak sama Ibu...dan sebagai pengunci gelang itu aku mau gambar
gunungan wayang kecil. Dan ada tanggal bulan dan tahun pernikahan Bapak
Ibu di bawah gunungan itu...:)
“Gunungan merupakan simbol kehidupan,
jadi setiap gambar yang berada di dalamnya melambangkan seluruh alam raya
beserta isinya mulai dari manusia sampai dengan hewan serta hutan dan
perlengkapannya. Gunungan dilihat dari segi bentuk segi lima, mempunyai makna
bahwa segi lima itu lima waktu yang harus dilakukan oleh agama adapun bentuk
gunungan meruncing ke atas itu melambangkan bahwa manusia hidup ini menuju yang
di atas yaitu Allah SWT. Gambar pohon dalam gunungan melambangkan kehidupan
manusia di dunia ini, bahwa Allah SWT telah memberikan pengayoman dan
perlindungan kepada umatnya yang hidup di dunia ini. Beberapa jenis hewan yang
berada didalamnya melambangkan sifat, tingkah laku dan watak yang dimiliki oleh
setiap orang. Gambar kepala raksasa itu melambangkan manusia dalam kehidupan
sehari mempunyai sifat yang rakus, jahat seperti setan. Gambar ilu-ilu
Banaspati melambangkan bahwa hidup di dunia ini banyak godaan, cobaan,
tantangan dan mara bahaya yang setiap saat akan mengancam keselamatan manusia.
Gambar samudra dalam gunungan “kayon†pada wayang kulit
melambangkan pikiran manusia. Gambar Cingkoro Bolo-bolo Upoto Memegang tameng
dan godho dapat diinterprestasikan bahwa gambar tersebut melambangkan penjaga
alam gelap
dan terang. gambar rumah joglo melambangkan suatu rumah atau negara yang di
dalamnya ada kehidupan yang aman, tenteram dan bahagia. Gambar raksasa
digunakan sebagai lambang kawah condrodimuka, adapun bila dihubungkan dengan
kehidupan manusia di dunia sebagai lambang atau pesan terhadap kaum yang
berbuat dosa akan di masukkan ke dalam neraka yang penuh siksaan. Gambar api
merupakan simbol kebutuhan manusia yang mendasar karena dalam kehidupan
sehari-hari akan membutuhkannya”.
Tapi secara garis besar, gunungan di dunia perwayangan mempunyai
arti sebuah kehidupan. Didalam pementasan wayang, gunungan ini selalu keluar di
awal dan akhir pementasan. Tak jarang gunungan ini dipakai juga untuk merepresentasikan
angin dan api.
Jadi,
aku akhirnya memutuskan untuk menaruh gunungan sebagai pengunci gelang itu
karena menurutku hidupku berawal dari seorang Pria bernama SUGENG WIDODO dan
seorang wanita cantik bernama SRI MARYANTI.
Dan tulisan tanggal pernikahan, sebenarnya itu sebagai pelengkap aja sih. dan disamping itu bisa jadi memoriam. bair inget terus..hehe
Tapi di luar semua itu, aku sendiri hanya
ingin melihat 2 orang terhebat dalam hidupku itu bisa hidup di dalam 1 frame
kehidupan. Meski aku sendiri ga bisa melihat mereka hidup dalam 1 wajah kehidupan yang nyata, tapi semoga dengan tatto itu aku bisa melihat mereka dalam 1 kehidupan. Meski hanya simbol. meski tak nyata. meski ..meski ...dan meski..karena aku mencintai mereka dengan cara saya sendiri.
Unfortunately,
setelah konsep tattoo sudah siap. Uang juga sudah siap. Mental apa lagi. Tatto
gelang yang udah aku impikan lama itu hanya berhenti di konsep saja. Ya,
setelah sharing dengan “teman”, dia bilang “NO” a.k.a jangan di tattoo. Dengan alasan
bla bla bla… cukup reasonable meski sebenarnya aku punya beberapa argument juga
buat men-counter alasana-alasan itu. Tapi yaaah…sudah lah...it was.haha
Oke,
jadi intinya adalah konsep itu masih terjaga rapi sampai sekarang. Semoga suatu saat bisa
merealisasikannya…J
“Someday
on ma bed”