Wednesday, July 25, 2012

Pulang


Malam telah melumat sang senja hingga tak bersisa, tapi, tak juga ku lihat kau datang..
Bahkan kau tau, ini sudah cangkir kopi ke 3,
tapi masih saja kau bersembunyi bermain-main dibalik pekatnya kopi..

Tuan,kemarilah..pulanglah kerumah.
rumahku terlalu sendiri tanpa kamu..
pulanglah karna bibir cangkir ini sudah mulai beku, rindu kau kecup lagi..
pulanglah,Tuan,pulanglah jika kau sudah lelah bermain..

26/07/2012
04.24

Friday, May 18, 2012

kebelet LULUS!!!


Status Facebook saya siang tadi adalah “kebelet LULUS!!!”
Lengkap dengan tanda pentung tiga saya mendeklarasikan bahwa sayang ingin segera lulus. Tanpa di buat-buat dan tanpa ada paksaan dari manapun.

Entah kenapa hari ini dipenuhi dengan diksi SKRIPSI, LULUS dan SEGERA.
Ya, sepagi tadi tiba-tiba teman saya Haryo sms. Perntanyaanya yang diawali dengan pertanyaan sisa masa kuliah kami yang ternyata tinggal 1 tahun lagi. Kemudian pertanyaan itu menjurus ke pertanyaan polosnya. “mbak resepmu apa to kok bisa rajin garap skripsi?” membaca sms nya saya langsung ketawa. Gilak juga ni bocah! Saya di bilang rajin garap skripsi? Padahal ini sudah semester ke 4 saya ambil skripsi dan belum kelar-kelar juga. Akhirnya saya hanya bisa menjawab bahwa saya punya cita-cita untuk keluar pulau Jawa. Dan untuk bisa keluar Jawa itu artinya saya harus lulus dulu. Untuk lulus saya berarti haru garap skripsi. Mau ga mau…hajar! Itulah jawaban saya. Obrolan pun semakin berkembang dengan curhatan akademik.

Obrolan itu akhirnya berakhir saat teman seangkatan itu pamit untuk bimbingan. Saya jadi ingat, saya ada janji untuk ketemu pak Hir, dosen pembimbing I saya. Holaaaaaa….sudah seminggu saya menunda untuk ke kantornya untuk menanyakan kabar Skripsi saya.

Seakan di ingatkan, Ayo Rosa kekampus! Urus kuliah!, saya pun bergegas mandi dan pergi ke kampus.

Tujuan pertama adalah ke BAA. Mengurus administrasi a.k.a minta print out tagihan yang sudah menggunung. Deg-degan campur malas melihat. 3.106.000,-. Meliputi uang kuliah pokok dan denda. Ah, masih angka normal rupanya, karena saya tidak membayar uang kuliah dari tahun lalu. Hahaha.
Kertas tagihan saya lipat sekenanya dan saya masukkan ke tas. Kaki pun melaju ke kantin. Waktunya mengisi perut yang sudah mulai protes!

Malas untuk jalan ke kampus sebelah, jurus terakhir adalah sms pak Hir. Menanyakan nasib skripsi yang sudah seminggu ditangan beliau.

“Sudah masuk. Nanti kalau udah kelar akan di sms sekre.”

Yesss!!! Finally!!! Skripsi sudah masuk reader. Dan menurut jadwal pertengahan Juni adalah jadwal pendadaran. Yang artinya tinggal selangkah lagi kata LULUS akan menjadi milik saya sepenuhnya.

Skripsi yang 2 tahun terbengkalai akhirnya menemukan titik terang akan nasibnya. Huaaaa…saya beneran kebelet LULUS maaaakkkk!!!DOAKAAAANNN!!





18/05/2012
22.57


Doa Untuk Femi


Rabu (16/05) pukul 11.00 di SMA Santa Maria Yogyakarta di gelar doa bersama untuk Femi, wartawan Bloomberg yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet  100.

Sebenarnya saya tak mengenal siapa Femi. Wajahnya pun saya belum pernah lihat. Saya hanya di culik teman saya yang ternyata teman activist 98-nya Femi.

 “Besok kalo kamu ga ada acara aku minta di temenin ke sekolah Santa Maria. Ada doa untuk temenku Femi”
“Femi korban Sukhoi?”
“Iya”

Itulah awal “perkenalan” saya dengan seorang perempuan tangguh bernama lengkap Femi Adiningsih Soempeno.

Tepat pukul 11.00 kami sampai di pelataran SMA Santa Maria ini. kami langsung menuju gedung aula tempat dimana doa bersama ini di gelar. Di ujung pintu masuk, siswa-siswa yang bertugas menjadi among tamu berdiri berjejer. Seperti tamu-tamu yang lain, saya di minta untuk menuliskan pesan dan kesan untuk Femi. Jujur saja saya bingung mau nulis apa, lha wong saya ga kenal. Akhirnya jemari menuntun pena menuliskan “ Rest in peace, Femi.. J dan langsung saya tempel di papan hitam di samping meja tamu.

Sebelum masuk gedung aula, sebuah pita hitam ditempelkan di dada kiri para tamu termasuk saya sebagai tanda berkabung.

Ternyata gedung uula sudah di penuhi para tamu. Mendominasi barisan, siswa SMA Santa Maria beserta guru dan staf. Sisanya beberapa kawan seangkatannya saat masih sekolah di Vanlith, Steladuce, Santa Maria dan Atmajaya. Saya dan teman saya pun langsung beringsut ke barisan paling belakang.

Saat saya masuk, doa sedang di pimpin oleh seorang Suster. Suasana duka memayungi langit-langit gedung aula Santa Maria siang itu. Di depan altar kecil, saya lihat foto Femi yang memakai kupluk merah tersenyum manis. Di bagian kanan dan kiri terdapat rangkaian bunga putih dan puluhan lilin. Sendu.

Suasana Aula semakin haru ketika si Pemimpin doa meminta kepada beberapa orang guru dan sahabatnya untuk bercerita di muka tentang sosok Femi. Bulu kuduk pun berdiri saat Rosa, sahabatnya 1 angkatannya menceritakan seperti apa sosok Femi ini. "Femi sangat istimewa, kami sangat kehilangan dia. Apapun yang terjadi padanya saat ini, kami harap Tuhan tahu yang terbaik untuknya,"


Dari cerita beberapa guru dan teman, saya bisa menyimpulkan bahwa Femi memang istimewa. Bukan hanya pribadinya, tapi juga otaknya. Semasa sekolah Femi tak pernah memilih-milih teman. Dia berteman dengan semua teman di sekolahnya. Bukan hanya itu, saat kerusuhan 98, dia menjadi salah satu aktivis pelajar Jogja. Pekerjaannya? ya Demo! Bahkan kerap dia bolos sekolah karena ikut turun dijalan untuk demo. Sampai-sampai mendapat teguran dari sang wali kelas.

Mendadak saya menjadi kagum dengan sosok yang belum pernah saya kenal ini saat panitia memutarkan slide foto-foto nya. Dari situ saya bisa merasakan aura petualang yang kental di setiap kegiatan Femi. Wajah ceria dan mata yang tajam, seakan ingin mengatakan bahwa Femi memang bukan perempuan biasa, dia luar biasa.

Saya yakin, sebagian besar yang ada dalam gedung aula ini juga tak mengenal langsung pribadi Femi. Tapi doa demi doa terus mengalir untuk perempuan tangguh ini. 

Sang petualang telah kembali, tapi semangatnya tak kan pernah mati..
Selamat jalan Femi…J

18/05/2012
18.21

Anak Layangan












16/05/2012
Mandala Krida


Wednesday, April 4, 2012

Spasi


Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling sayang menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak akan mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi, jangan lumpuhkanlah aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring bukan digiring.

*Dewi Lestari*

Angka 57 untuk Wanita Senjaku


Pipinya kembali menyembul dan meranum,
Matanya kembali membulat memenuhi wajah ayu nya,
Bibirnya kembali melentik. Di tariknya kedua ujung bibir.
Membentuk lengkung dan semakin membuat pipinya menyembul
Dia pun tersenyum , suaranya tertahan,
Bulir air matanya menggembung di pelupuk mata dan siap menggelinding,
Kebahagiaanya hari ini tak aka nada duanya di sepanjang hidupnya
Ya! Ini adalah tahun ke 57 wanitaku mengisi dunianya dengan senyum,tangis, amarah dan ketegaran yang luar biasa!

 “Selamat ulang tahun, Bu, Berkah Gusti.. J

Semoga semesta masih sudi memberikan sedikit kebahagiaan untuk wanita ku yang telah menerobos cakrawala senja nya.


04/04/2012
03.32

SATU GENAP, DUA LENYAP!



Pepatah itu terus saja ternggiang di telinggaku sepanjang pagi ini. ku tutup lembar ke 31 Filosofi Kopi. Mataku pun menyusul menutup tirainya. Bibirku mulai mengeja satu persatu dari kata-kata itu. Lama. Sampai-sampai lidahku pun kelu mengeja.

“satu … jangan ambil dua. Satu menggenapkan..dua melenyapkan.. satu..dua..genap..lenyap..satu genap, dua lenyap”

Entah ini untuk keberapa kalinya aku kembali mengeja kata-kata itu. Kata-kata yang secara tidak sadar memanggil alam bawah sadar ku dan mengantarkan nya ke memori beberapa waktu yang lalu. 

Di depan cermin, aku mulai memperhatikan setiap inci dari bagian tubuhku. Masih juga aku mengeja. Lidahku pun masih kelu. Nafas ku masih tersenggal. Semua isi otak ku pun di kudeta oleh satu bayangan yang sudah lama aku usir tapi sampai sekarang masih duduk manja di singgasana itu.

“Kamu (ternyata) sudah punya satu. Hidupmu pun sudah genap. Tapi ego mu untuk mengambilku melengkapi hidupmu justru malah melenyapkan semua yang pernah kau bangun”

Mataku mulai menatap sinis ke kaca seiring kalimat itu aku pungkasi.

Aku melempar kenangan itu. Kenangan yang lahir bak secangkir kopi hitam, pahit sekaligus manis. 

Aku pun mulai berlari menyusuri labirin waktu. Bukan untuk mengejarmu. Hingga ku menerobos 6 pintu waktu. 6 pintu yang penuh dengan darah.

Langkah ku mulai melambat. Aku berhenti. Ku picingkan mata kiriku kearah sebuah dinding dengan kertas hitam putih tertempel di wajahanya. Kembali ku temui kata-kata itu di labirin waktuku. Darahku mulai terpompa naik.

“bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua.
Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan”
–Mencari Herman,Dee-

Aku robek tulisan itu!!!
Kalau satu saja sudah cukup menggenapkan hidupmu, kenapa kamu ambil aku untuk melenyapkan mimpimu, mimpiku, dan mimpi kita?


02/04/2012
03.32

Sunday, April 1, 2012

LAGI


tiba-tiba saja aku kembali ke masa ini. 
LAGI.
masa dimana aku kembali merasa pincang.
masa dimana aku tak lagi mampu menggimbangi angin berlari.
masa dimana aku tak lagi seliar kudakuda itu.
tak pula aku setegar karang di tengah lautan itu.

Aku kembali kecil. Sekecil partikel debu.
LAGI.
nafas ku pun mulai tersengal saat harus mengikuti ritme peluru yang di hempas dari telunjuk pria itu.
LAGI.
aku di tempat ini.




Aku. LAGI.

02/04/2012
12.12

Sunday, March 18, 2012

I Remember You


Woke up to the sound of pouring rain
The wind would whisper and I'd think of you
And all the tears you cried, that called my name
And when you needed me I came through

I paint a picture of the days gone by
When love went blind and you would make me see
I'd stare a lifetime into your eyes
So that I knew that you were there for me
Time after time you there for me

Remember yesterday, walking hand in hand
Love letters in the sand, I remember you
Through the sleepless nights and every endless day
I'd want to hear you say, I remember you

We spent the summer with the top rolled down
Wished ever after would be like this
You said I love you babe, without a sound
I said I'd give my life for just one kiss
I'd live for your smile and die for your kiss

We've had our share of hard times
But that's the price we paid
And through it all we kept the promise that we made
I swear you'll never be lonely

Woke up to the sound of pouring rain
Washed away a dream of you
But nothing else could ever take you away
'Cause you'll always be my dream come true
Oh my darling, I love you

Skid Row

Friday, March 16, 2012

I Don’t Want To Miss A Thing


I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever
Where every moment spent with you is a moment I treasure

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
Cause I'd miss you babe
And I don't want to miss a thing
Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I'd still miss you babe

And I don't want to miss a thing

Lying close to you feeling your heart beating
And I'm wondering what you're dreaming
Wondering if it's me you're seeing
Then I kiss your eyes
And thank God we're together
I just want to stay with you in this moment forever
Forever and ever

I don't want to miss one smile
I don't want to miss one kiss
I just want to be with you
Right here with you, just like this
I just want to hold you close
Feel your heart so close to mine
And just stay here in this moment
For all the rest of time Yeah yeah yeah

Don't want to close my eyes
I don't want to fall asleep
And I don't want to miss a thing




*Aerosmith*

[ Lyrics from: 

Thursday, March 1, 2012

Agar Kau Jadi Feminin...


Nama adalah doa. Seperti iutalh ungkapan yang sering di jadikan panutan di masyarakat saat memberikan nama kepada anak. Sehingga tak mengherankan ketika para orang tua sangat berhati-hati dalam memberi nama. Memakai beberapa nama public figure, religious figure atau pun orang-orang yang menginspirasi untuk dijadikan nama anaknya adalah hal yang lazim di masyarakat kita. Alasannya jelas agar anaknya bisa menjadi seperti orang-orang tersebut. Sebut saja Muhammad. Orang tua memberi nama anaknya Muhammad dengan harapan bahwa kelak nanti anaknya akan tumbuh dan berkembang seperti Nabi Muhammad. Baik secara attitude maupun mental. Ada juga yang karena terobsesi anaknya menjadi seorang pemain bola yang terkenal maka sang orang tua memberikan nama sama persis seperti pemain bola. Contohnya kakak pertama saya. Yang memberikan nama anaknya LOPEZ (pemain PSIS Semarang) dan anak kedua nya ROBBEN (pemain sepak bola Belanda). Ya seperti itulah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. dan masih banyak lagi kasus serupa.

Nah, bicara soal arti nama, beberapa hari yang lalu saya sempat iseng bertanya kepada Ibu saya tentang arti nama saya. Karena memang sampai detik ini saya sendiri masih belum tau persis apa arti dari nama saya. Jadinya saya sering mereka reka sendiri kira-kira apa arti nama saya ini, 

ROSA DAHLIA YEKTI PRATIWI. 

“harusnya namamu itu ROSA DAHLIA LAMURI. Itu nama teman Ibu yang jadi suster di Biarawati Muntilan. Orangnya baik hati. Feminin. Rosa itu kan mawar, dahlia juga mawar. Cantik semua, persis sama temen ibu itu.“

“Kalo YEKTI PRATIWI itu bapak yang ngasih nama. Bapak dulunya mau ngasih nama kamu PRATIWI SARWI INDAH. Tapi ga jadi. Trus jadinya ya kayak sekarang ini, ROSA DAHLIA YEKTI PRATIWI.”

“Ya biar kamu jadi kayak temen Ibu. Baik hati sekali dan cantik, feminine”

Seperti itulah apa yang Ibu sampaikan ke saya. Mendengar alasan itu, spontan saja saya Cuma bisa tertawa terkekeh-kekeh. Impian Ibu untuk mempunyai anak cantik femnin seperti temannya itu ternyata meleset jauh. 

“ternyata kamu malah tomboy” seperti itulah Beliau bilang saat saya tanya impiannya terwujud ga?

Ya, nama itu memang sebagian dari doa dan pengharapan. Tapi teori kadang berbeda ketika di lapangan. Saya yang memang sedari kecil jauh dari sosok perempuan dan selalu dekat dengan sosok lelaki, membuat penampilan dan jiwa saya lebih macho dari wanita pada umumnya. tapi setidaknya saya masih bisa berjuang untuk mewujudkan salah satu doa Ibu dari nama saya, menjadi anak yang baik hati. I’ll do, Ibu…. J

24/02/2012
16.44

Malaikat itu Punya Siapa?



Sore yang cerah. Langit biru dengan awan putih mempercantik langit Jogja. Hari ini aku mempunyai janji untuk ikut datang di kegiatan berbagi nya Komunitas PagiBerbagi. Sesuai dengan namanya,  komunitas ini memang berisi orang-orang yang suka berbagi. Berbagi kasih, berbagi buku, berbagi beras, berbagi sarapan, tapi nggak berbagi suami lho ya…hehe.

Minggu ini, komunitas PagiBerbagi berencana berbagi kasih di sebuah panti asuhan balita di pinggiran kota Jogja. Panti Asuhan Balita Gotong Royong. Ya, itu lah panti yang akan menjadi destinasi komunitas militant ini. 
Crew PagiBerbagi di Panti Asuhan Balita Gotong Royong


Karena 1 dan lain hal, aku memilih berangkat ke TKP lebih dulu dari teman-teman PagiBerbagi dengan seorang teman. Lokasi panti asuhan yang berada di ring road selatan itu memang lumayan jauh dari kost ku yang berada di daerah Gejayan. Sekitar 30 menit waktu yang kami butuhkan untuk sampai di panti asuhan Gotong Royong. 

Kedatangan kami di sambut oleh wajah manis dan polos anak-anak asuh panti gotong royong itu. Sebetulnya ini kali kedua aku dan Arya bertemu dengan anak-anak lucu itu setelah sebelumnya kami pernah datang untuk men-survey tempat dan mendata kebutuhan panti. Rupanya beberapa simpatisan komunitas PagiBerbagi sudah datang lebih dulu dan masing-masing tampak sudah asik bermain dengan anak-anak. Ada yang menggendong, menyuapi, atau sekedar duduk menemani adik-adik. Meski newcomer di komunitas ini, aku dengan PD-nya langsung menyempilkan diri di dalam gerombolan yang tumbuh dan berkembang di tangan Mas Arya Gede dan Mas Bima.

Panti Asuhan Balita Gotong Royong ini adalah salah satu panti yang ada di Jogja. Panti ini menampung bayi-bayi yang sengaja di buang atau pun sengaja di titipkan oleh orang tuanya karena berbagai alasan. Salah satunya karena kasus Married by Accident. Ada 22 anak asuh di dalam rumah sederhana itu. Mulai dari bayi yang baru berumur 2 minggu sampai kelas 1 SD. Dan dari ke -22 anak tersebut tak ada yang tau siapa dan dimana orang tuanya. Di tangan perawat-perawat pantilah mereka mendapatkan kasih sayang selayaknya dari orangtua. 
merawat dengan penuh cinta
Miris memang ketika melihat wajah-wajah polos itu tak punya siapa-siapa di dunia ini. Bahkan orangtua yang melahirkanpun dengan teganya meninggalkan mereka di sebuah panti asuhan. Dosa apa mereka hingga nasib harus mengantarkan mereka ke rumah mungil bernama “PANTI”? Aku yakin, kalaupun mereka bisa bicara, dan tau keadaan mereka, mereka pasti juga menginginkan peluk hangat orangtuanya. Dan bukan di tempat itu dengan teman-teman yang tak ada hubungan darah 1 pun. 

Merengek dan tak lama kemudian tangis menyusulnya. Rewel. Nakal. Manja. Ngambek. Semua menjadi hal yang tak bisa terpisahkan dari anak-anak itu. 

Kepala suku dan teman2nya



Surya makan coki-coki

minum cucuuuuu

Ijonk, Ello, Surya dan 19 anak lainnya di Panti itu seperti malaikat tak bersayap yang turun langsung dari tempat yang konon indah bernama Surga. Tapi, malaikat-malaikat itu milik siapa? 

Ah, siapa pun mereka, mereka telah hadir di bumi ini untuk mengisi kebahagiaan orang-orang di sekitarnya. Seperti di sore ini, mereka melengkapi kebahagiaan hidupku dan mengajakku untuk terus bersyukur. 

No one knows His plan. Semua pasti sudah di rencanakan dan sudah pasti itu yang terbaik untuk mereka. semoga… :)



PS: Makasih mas arya udah menculik saya kesana..:)


06/02/2012
01.25

Rindu BINAIYA lengkap dengan isinya



Kembali aku mengintip memori 1 bulan lalu. Saat aku harus ngos-ngosan mengayun langkah dari titik 0 dpl menuju puncak Binaiya dititik 3.027 dpl dan kemudian kembali turun lagi ke titik 0.

11 hari perjalanan sedikit mendewasakan saya tentang hidup. nothing good comes easly. tidak ada hal yang indah yang datang dengn mudah. harus terus berjuang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. saya sangat mengamini itu sepanjang perjalanan. dan nyatanya itu bisa jadi stimulus saya buat terus melangkah mesti mulai tertatih.

tidak seemosional biasanya memang. saat itu saya lebih kalem dan memilih menikmati setiap langkah saya daripada mengumpat atau sekedar mengeluh dengan medan yang LUAR BIASA dan di luar bayangan saya. 

medan yang edan,,,saat kaki ku harus mengalahkan tanjakan yang tak ada habisnya, turunan yang akhirnya merampas beratus-ratus dpl yang kami kumpulkan dari setiap tanjakan itu, sungai dan lumpur yang menebah habis paha hingga pingul kami, hujan yang selalu saja datang menemani kami menjemput senja, dan malam yang selalu memberi senyum dan cerita tersendiri.

panggilan itu akan terus melekat. "ayo cepat lay!" dengan secuil tawa yang renyah orang-orang itu mengisi dua pekanku di bumi rempah-rempah. Ingin rasanya berlari dan mengikuti suara panggilan itu, tapi kedua kaki saya sedang beradu dengan lumpur. Tak bisa berlari, hanya bisa meringis.

Saat aku mulai duduk lemas kehilangan semangat dan senyum-senyum itu datang menabik ku. Masih terasa ketika tangan tanguh itu menggangkat semangat ku untuk terus mengayun langkah. Kaki dan semangat yang serasa telah lumpuh seketika kembali menegar, seperti sebuah ban kempes yang di pompa. Siap hajar!!!

Ah, itu sudah sebulan lalu...1 bulan yang penuh cerita manis yang sebenarnya tak ingin aku lepas terbawa angin gunung. 1 bulan dengan cerita-cerita baru yang di kemas dalam selimut alam. 

Desa-desa adat, Pohon kunang-kunang,  tarian adat, kapur sirih dan pinang, ulat sagu, pisang nona, mandi di kali, inii ituuu ahhh.. aku merindu Binaiya lengkap dengan isinya SEPERTI 1 BULAN YANG LALU…



14/12/2011

Sunday, February 5, 2012

Menulis itu candu!



Saya penikmat kopi hitam. Setiap hari, minimal 1 gelas, saya pasti mengawali hari dengan menyeruput kopi. seperti ada yang kurang ketika saya tidak minum kopi. dan mungkin karena sudah terbiasa pagi minum kopi, ketika saya tidak minum sehari saja, badan terasa lemas. ya, fenomena saya ini memang banyak dirasakan oleh para pecinta kopi. Hal ini dikarenakan kandungan zat adiktif yang terdapat di dalam kopi. Zat terssebut membuat kita ketagihan untuk terus mengkonsumsinya.

Banyak sekali  hal-hal yang mengandung zat adiktif selain kopi. dan anehnya, saya menemukan nya di kegiatan yang banyak di gandrungi orang, menulis. Well, menulis memang bukan hobi saya. Tapi belakangan ini saya merasakan candu dari menulis.

Awalnya memang dari sebuah terpaksaan untuk  menulis. Ketika saya mengikuti program ACI 2011 (Aku Cinta Indonesia ) yang di selenggarakan oleh Detikcom. Program ini memaksa saya yang tidak punya bakat dan tidak pernah menulis, untuk mewartakan hasil eksplorasi potensi tempat pariwisata yang kami kunjungi. Dan saat itu pulau Mollucas menjadi daerah eksplorasi saya dan 2 travel mate saya, Dharma Wijayanto dan Brama Danuwinarta Ramadhan.

Dalam sehari kami, 60 petualang ACI 2011, di wajibkan untuk mengumpulkan 3 artikel dan 10 foto per tim. Itu artinya masing-masing petualang mendapat kewajiban untuk menulis 1 artikel.

Untuk saya yang tak pernah menulis sebelumnya, menulis 1 artikel tidak mudah. Mulai dari pemilihan topik bahasan, menyusunan kalimat, pemilihan diksi bahkan sampai menginggat-ingat detail dari bahasan. Tapi ya karena terpaksa, akhirnya saya pun menulis. 20 hari perjalanan sama artinya 20 artikel pariwisata. Wow, saya benar-benar belum pernah menulis artikel sebanyak itu. Saya memang suka menulis, tapi bukan menulis artikel atau karya ilmiah. Saya memang selalu mencatat perjaanan hidup saya di buku diary saya. Ya, sampai sebesar ini saya memang masih menulis diary. Meskipun tidak tiap hari, saya selalu menyempatkan menuliskan apa yang saya alami selama sehari.

Seorang guru bahasa indonesia sewaktu saya duduk di bangku SMA pernah bilang

BISA ITU KARENA TERPAKSA DAN TERBIASA

Sekarang pun saya bisa mengamini apa yang Beliau katakana beberapa tahun lalu. Dulu saya memang tidak bisa menulis. Tapi karena saya terpaksa menulis sebagai bahan laporan perjalanan saya, dan hal itu membuat saya terbiasa menuliskan apa saja di netbook putih saya.  Meskipun tulisan saya jauh dari sempurna, tapi keinginan untuk menulis terus saja datang setelah program ACI 2011 selesai. Dan Akhirnya  tak hanya bisa yang saya dapat dari menulis. Tapi juga candu. Ya, saya kecanduan menulis!!!


06/02/2012
00.36