Friday, December 23, 2011

SITA SITOL

Senyumnya tersimpul kecut ketika aku lontarkan pertanyaan..
"besok, kalo mbak rosa udah lulus, trus  kerja dan ga di jogja lagi piye nduk?"
sejenak diam,
dan kemudian dua mata kecil itu menatapku sayu
"ga boleh, ga boleh pergi. mbak rosa harus tetap disini..kalo pergi aku mau cari mbak rosa dimanapun"

itu lah gadis kecilku. tubuh kurus kering. kulit keling. rambut dengan poni aneh. gigi ompong satu. manja. terkadang mutungan.  pemalu. pethakilan. itulah Chita Joanda Nierum. nama yang cantik, meski saya lebih senang memanggilnya Sitol. 

ya, Sitol, gadis kecil beumur 7 tahun itu kemudian menjadi bagian dari hidupku beberapa tahun terakhir. 4 tahun yang lalu gadis itu masih berumur 3 tahun. Itu kali pertama saya untuk mengenal dia di Pingit. Sebuah sanggar belajar senin-kamis yang berada di bandar sungai winongo untuk anak-anak kampung Pingit. 

tak ada yang spesial memang ketika bertemu pertama kali. bertemu dengan anak yang se nakal dia? sudah sering. bertemu dengan anak yang se manja dia? sering juga. bertemu dengan anak yang se cengeng dia? apalagi. tapi bertemu dengan anak se nrimo dan se tegar dia? baru kali ini saya menemukan. 

Nrimo. baru kali ini saya bertemu dengan anak kecil se nrimo Sitol. mau menerima keadaan meski sebenarnya itu berat dan tidak mengenakkan buat dia. Sitol, anak ke dua dari pasangan Barjo dan istrinya ini terpaksa menghabiskan hari harinya bersama nenek dan ke dua saudaranya. Kakanya yang 4 tahun lebih tua darinya seakan menjadi sosok Ibu kedua setelah neneknya. Ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu saat melahirkan adik laki-lakinya. Mulai saat itu, kasih sayang Ibu mulai samar dia rasakan. Bapaknya yang bekerja sebagai seorang pemulung kerap tak pulang. Entah kemana. Dan meliha itu semua, gadis kecilku ini dengan lapang dada menerima. 
Rumah "pinjaman" nya yang hanya seluas kurang lebh 2,5x3 meter pun harus mereka tinggali berempat. nenek, astuti (kakak ), sitol, dan elsa (adik). Tak pernah saya membayangkan tinggal di ruang sesempit itu dengan banyak orang. Kamar kost ku aja jauh lebih luas dari rumah itu. dan aku tinggali sendiri. itu pun kadang aku masih sering mengeluh.."aduh, kok sempit ya?pengen deh cari yang lebih luas". Tapi Sitol? tak pernah dia mengeluh. dia bisa menerima kondisinya. meski tiap malam harus berdesak-desakan saat tidur dengan saudara-saudaranya, meski ruang belajarnya harus pindah ke luar rumah dan mengandalkan lampu jalananan karena lampu rumah itu redup, meski harusnya dia bisa menikmati hari-hari-harinya, bermanjamanjaan dengan kedua orang tuanya tapi dia tidak.
Tahun 2011 ini menjadi tahun ajaran pertama buat Sitol. Ya,setelah bertahun tahun berneggosiasi dengan bapaknya untuk nembung menyekolahkan Sitol akhirnya tahun ini kami berhasil mendapatkan ijin itu. TK KYAI MOJO PINGIT. Itu sekolah pertamanya. Di TK kecil itu, Sitol memang paling tua. umurnya yang 7 tahun seharusnya sudah duduk di bangku SD. Tapi karena 1 dan lain hal, dia harus memulai studinya di tahun ke 7 nya. Saya pernah tanya hal ini saat saya dan Sitol pulang dari mendaftar sekolah. Pertanyaan ini sengaja saya lontarkan ke Sitol karena memang ada kekhawatiran tersendiri ketika mau mendaftarkan dia ke TK. Takut dia malu. Takut dia ga mau. Ya itu lah ketakutan saya dan beberapa teman Pingiters.

"Nduk, kamu di sekoalh itu paling gede sendiri. yang lain jauh lebih muda dari umurmu..gimana?kamu malu nggak"
dan apa coba jawabannya?
"gapapa mbak...ngapain malu. yang penting itu sekolah.."
diatas Tole, vespa hitamku, aku cuma bisa diam. speechless. ga tau mau ngomong apa lagi. ku kecup kepalanya dari belakang. kamu hebat, nak!
mental mu mental baja! batinku.

Dan hari itu tiba, hari pertama sekolahnya. Dulu, beberapa puluh tahun yang lalu, saat masuk TK pertama, saya masih memaksa di antar dan di tungguin Ibu. Bahkan Ibu beranjak sedikit dari tempat duduknya pun saya akan langsung lari keluar dan berteriak seakan benar-benar tak ingin ditinggal sedetikpun. Tapi Sitol tidak! Dia tetap tetap melangkahkan kakinya dengan sepatu baru hitam pinky nya masuk ke kelas. Berkenalan dengan teman barunya, guru baru, kelas barunya dan kebiasaan baru.
Ah, dia meman hanya gadis kecil yang secara fisik tak jauh berbeda dengan anak-anak yang lain. Tapi di balik semua itu, dia telah mengajarkan kepada saya, kepada teman-teman Pingiters lain untuk terus bersyukur akan hidup yang indah ini. dan pastinya tetap nrimo tapi terus berusaha. Terimakasih, sitol! J


PAGI KU! BUKAN PAGI KITA YANG DULU..

AKU BENCI BEBERAPA PAGI KU TERAKHIR INI!
KARENA KAU SELALU MEMAKSA HADIR SAAT AKU MEMBUKA MATA
TOLONG, AKU INGIN MENIKMATI PAGIKU!
BUKAN PAGI MU!
BUKAN PAGI KITA YANG DULU!
JADI, PERGILAH….

Tak Ingin Pagi (lagi)

Pagi itu pasti akan datang lagi
Menjemput pekatnya malam
mengirimkan belai lembut mentari pagi
dan mengantarkan semua bayangan tentangmu saat ku paksa membuka mata pagi ini
Aaarrggg…aku tak ingin bertemu pagi (lagi)!
Aku ingin menutup mata ini rapat-rapat
Pergilah pagi
Jangan kau beri aku sarapan bayangan wajahnya.. L

Monday, December 12, 2011

semua itu sangat mungkin untuk berubah saat kita sendiri mau merubahnya

Saya bukan termasuk orang yang suka berkomunikasi dengan keluarga saya. terutama orangtua saya. Menurut saya, mereka punya pemikiran yang sediki t kolot, otoriter dan kerap bersebrangan dengan pemikiran saya. Tapi, baru-baru ini saya baru menyadari penting nya komunikasi dengan orang-orang terdekat. Terutama dengan orang tua.Dan khususnya lagi dengan Ibu saya. Kenapa penting? Karena dari komunikasi itulah kita bisa merubah hal yang dulunya berasa tidak mungkin menjadi sangat mungkin. 

Kesadaran saya muncul ketika beberapa waktu lalu saya sms-an dengan Ibu saya. Awalnya hanya sekedar menanyakan kabar seperti biasaanya. Kemudian percakapan itu berlanjut ke pertanyaan tentang pendakian saya ke Merapi kemarin. Ibu saya tanya mulai dari gimana di sana? Trus sampai puncak ga? Di puncak lihat apa saja? Siapa saja yang sampai puncak? Kuat ga saya sampai puncak? Trus di puncak panas ga? Bahaya ga? Dsb… Hal ini menjadi lucu buat saya karena ini kali pertama Ibu saya mau menanyakan tentang hobi saya yang satu ini. dan menjdai lebih lucu karena di akhir pembicaraan Ibu saya bilang:

 Dek, Ibu kok penasaran pengen denger ceritanya, pengen lihat fotonya kemaren kamu naik merapi” haha..saya jawab saja..”
"iya, besok kalo adek pulang tak ceritain dan kasih liat fotonya deh, tapi jangan minta dianterin ke puncak ya kalo udah liat foto2nya.” Hahaa..itu guyon saya ke Ibu.

Percakapan semacam itu tak akan terjadi kalo tidak ada komunikasi yang baik antara saya dan Ibu saya. Tapi tidak begitu saja Ibu bisa menerima hobi saya yang satu ini. Cukup panjang juga proses untuk mendapatkan ACC dari beliau. 

Saya masih ingat betul ketika beberapa tahun yang lalu, tepatnya waktu saya masih SMA, Ibu marah-marah waktu tau saya suka naik gunung. Malah Ibu sempat nangis juga waktu saya pamit mau naik gunung Lawu.
“kowe ki cah wedok, nanti kalo di gunung ada apa-apa gimana? Ibu tu ga pernah bayangin punya anak cewek sukanya naik gunung kayak kamu..” Itu ucapan ibu yang masih saya ingat sampai sekarang. Tapi lambat laun, Ibu luluh juga. Semua itu karena komunikasi. Ya komunikasi. Ga ada yang lain.

Dulunya saya ga pernah ijin sama Ibu kalo naik gunung. Pertama karena takut ga di ijinin, kedua takut ibu nangis lagi. Tapi seiring berjalannya waktu, tiap kali saya pergi kemana, atau melakukan apa saja, saya selalu cerita sama ibu. Entah langsung, telfon atau sekedar mengirim pesan singkat “ Bu saya naik gunung”  "Bu saya...". Entah di bolehin atau nggak, saya tetap berusaha membangun komunikasi dengan beliau.

Saat pulang kerumah, adalah saat-saat pamer foto dan cerita. meski pun foto saya ga bagus, tapi setidaknya cukup membantu Ibu tau apa yang saya lakukan di luar sana. Memberi gambaran gimana keadaan di tempat yang saya kunjungi. Membagi cerita apa yang saya pelajari dari setiap perjalanan saya. Dan hasil nya? Saat saya pulang dari Maluku dan saya kasih liat foto-foto perjalanan saya, khususnya foto-foto keadaan SD YPPK Manusela, Ibu akhirnya bisa menerima cita-cita saya yang dulu beliau tentang, mengajar di pelosok. Padahal, 3 tahun yang lalu saya sempat berdeabt kusir dengan beliau. Saat itu saya cerita saya mau jadi guru. Dengan penuh antusias beliau bilang "Iya..jadi guru. trus daftar jadi PNS. udah aman itu nduk..." dan saat itu juga raut muka Ibu langsung berubah 180 derajat saat saya bilang " iya guru bu, tapi bukan guru seperti yang ibu pikirin...saya mau jadi guru di pelosok...di papua..." Jleeebbbbb...saat itu juga raut muka nya memerah. wajah sumringah saat mendengaer kata guru dari mulut saya seketika berubah menjadi muka sembab dan akhirnya debat kusir 

" trus kalo Ibu meninggal gimana?" 
"Ya udah tinggal pulang to bu" jawab saya
" tapi kan jauh"
 "ya kan ada pesawat"
 " tetep aja jauh...ga tiap hari ada pesawat"
 dan bla bla blaaaaaaaa....panjang sekali...dan berujung sebuah tangisan. Duh Gustiiiiiii.....:(

Tapi toh semua sekarang sudah berubah. Dulu saya sempat kecewa juga karena orang tua saya ga suka bahkan ga mendukung semua kegiatan saya. Semua! Mulai dari kegiatan social, outdoor, sampai kegiatan hore-hore saya. Semua di tentang! Sempat juga saya merasa putus asa sampai saya sering ga ijin kalau pergi atau berkegiatan yang sekiranya tidak akan dapat ijin dari orang tua. Dikatakan membantah, berani sama orang tua, sok pinter, dan sebagainya sering sekali mampir di kuping saya saat saya berusaha menjelaskan kepada beliau. Arrrrrgggggg....bukan itu mau saya! saya cuma mau menjelaskan saja!Bukan mau sok keminter, mbantah Ibu, apalagi berani sama Ibu! sueeeerrrrr bukan itu...
Yah, melihat semua itu memang seakan-akan tidak ada lagi celah buat saya. 
Dulu yang saya pikir saya tidak mungkin bisa berdamai dengan orangtua saya untuk masalah yang satu ini, tapi karena komunikasi yang saya bangun terus..terus dan terus...nyatanya berbuah lampu hijau! Malah jadi nagih di ceritain tiap saya pergi kemana atau berkegiatan apa.  Ini bukan masalah kita harus berontak dulu hingga ada acceptance seperti yang saya dapat dari Ibu saya itu. Tapi point pentingnya adalah bagaimana kita bisa melibatkan orang tua kita di setiap kegiatan yang kita lakukan. Menjaga kepercayaan mereka bahwa kita akan baik-baik saja dan menjaga diri di manapun kita pergi. dan yang paling penting adalah bertanggung jawab penuh dengan apa yang kita kerjakan! satu lagi, berusaha membuktikan bahwa apa yang kita lakukan adalah apa yang kita suka dan memang yang terbaik untuk kita. Dan lagi - lagi, bangunlah komunikasi yang bagus dengan beliau. karena komunikasi adalah kekuatan kata-kata yang mampu merubah semua yang tidak mungkin menjadi sangat mungkin. 

Saya tidak pernah membayangkan jika saya tetap bersikeras untuk diam dan tidak mau menekan sedkit ego saya untuk berkomunikasi dengan Ibu saya, mungkin selamanya saya tidak akan mendapatkan ijin untuk mendaki gunung, untuk bepergian jauh, untuk tetap berkegiatan sosial, dan untuk mengajar di pelosok sana. 

Well, yakin lah bahwa semua itu sangat mungkin untuk berubahs saat kita sendiri mau merubahnya...:)


13/12/2011
04.23

Monday, December 5, 2011

Satu pagi lagi


satu pagi..

aku bertemu lagi dengan pagi
dengan belai hanat mentari
dengan riuh kicau burung
dengan ucapan, selamat pagi Semesta, selamat pagi Tuhan..:)

selamat pagi, pagi...
mari bercumbu...

06/12/2011

Friday, November 25, 2011

Tawar Lagi,


Baru beberapa saat aku mau mengenal mu lagi
menyapamu...bercinta dengan mu... sudah merasa hangat lagi!

Baru kemarin juga aku mulai merasakan lagi kemesraan mu
merasakan lagi tanganmu menyambut dan menuntun langkahku

tapi semua harus kembali tawar (lagi)


26/11/2011
10.00

Sunday, November 20, 2011

YA atau TIDAK

Tuhan, 
saya tidak akan berharap banyak kali ini..
meski aku tau ini kiriman Mu yang terindah
cukup aku berusaha bertahan,
dan menyerahkan semuanya terjadi atas kehendakmu

memasang kuda-kuda itu jauh lebih baik
menyatukan pikiran ke hal lain juga jauh menghibur 


Tuhan, 
terjadilah semua atas kehendakmu
hanya ingin YA atau TIDAK saja..


21/11/2011
02.31

Friday, November 18, 2011

Katong Samua Basudara toh?

Ini adalah kali pertama perjalanan saya keluar pulau Jawa. Ya,program Aku Cinta Indonesia 2011 yang diselenggarakan oleh Detik.com membawa saya dan 2 teman cowok saya, Dharma&Brama, sampai ke Maluku, dan pastinya gratis!

Tanggal 10 oktober 2011 tepatnya pukul 13.00 WIT sampailah saya di bandara Pattimura, Ambon.
Selesai mengambil cargo dan sempat 'kehilangan' nomor cargo,kami langsung mencari bang Mamai. Bang Mamai lah yang akan menjadi pendamping kami untuk pendakian ke Binaiya dan eksplorasi pariwisata dan budaya di Maluku dan sekitarnya selama 20hari.
2 TRAVEL MATE GILA SAYA

Setelah bertemu dan bertegur sapa dengan bang Mamai dan beberapa teman mahasiswa Unpatti,kami langsung mencari tempat makan.warung 88 lah yang menjadi tujuan kami melepas lapar karena perut sudah sangat keroncongan
Diwarung ini lah kami melahap ludes ikan-ikan bakar&ca kangkung.


Selesai makan,kami kembali ke basecamp teman2 Unpatti yang tak jauh dari bandara untuk mengambil barang2 untuk pendakian esok.
Tak lama kami di basecamp,karena sudah sore dan takut ketinggalan kapal,kami bertujuh segera berkemas dan pergi ke pelabuhan Tulehu.Tujuan kami adalah Pulau Seram,pulau terbesar di Maluku.
Begitu sampai di pelabuhan kita langsung menaruh tas carier di depan kemudian naik ke gladak atas kapal.
Disitulah kami,saya dan dharma, mulai berinteraksi dengan warga molucas.
Kami berbincang dengan mereka sambil sesekali mengambil foto karena memang pemandangan pulau ini terus memaksa kami untuk mengabadikan di kamera kami. Kami menjadi pusat perhatian di gladak kapal cepat itu karena memang wajah saya dan dharma yang sangat 'njawani'. mereka sangat ramah, bahkan tak segan2 seorang bapak bercerita panjang lebar tentang Maluku kepada kami.
Tentang alam nya,suku,budaya,kuliner dan banyak lagi.
Kami tenggelam diantara tawa dan cerita hingga tak terasa sudah 1,5 jam kami berada di kapal KM.Cantika Torpedo ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbiQGHwlVWgL5o74Q1HmcG0gVT9ogcWkhYd6JUniPGDsARqveUoWS6Mva13HvMTmptunytJSlsn7W6vvNC95_YYwjhNJDP_57rVsuTXp-SN4mfn6ox2Xs9gOqXLVWzC6RcSOb9PQCXjq9o/s320/IMG_8811.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9OAhgyfyUktRObcWclyYh9xy3jUCIo0RXhDiEB453j7YhNAV1vQZJroJ0TLjjJ3FSwz5CbFh3IAIOKr0MWVqg9l4MapHWiqHpVDly4cLGGBn1cILDCG9dptUQnZOC4WP2gaF3ReCDUBAg/s320/IMG_8804.JPG


Ambon yang selama ini saya lihat di media,cetak maupun elektronik, benar-benar berbeda. Tak ada kerusuhan,tak ada permusuhan. Tak ada jawa,tak ada maluku. Yang ada hanya, katong samua basudara.
(Kita semua bersaudara)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsskxj8V5zZcDitmaib6-3vQYxLwkzFdK2xt8EmD7lVDY2jEiR03z74kBit6kP6SVOFB0zbVA_XAwOZcTtW9ctE603FwIUpU69Nf7nGXjecqTHiyQXXU0HvRaAzFKYy_S9tK53UdxG2wS_/s1600/IMG_8800.JPG

11/10/2011
11.49

Sunday, November 13, 2011

Jendela Untuk Sahabat Kecil Manusela


Pagi itu (16/10)  saya dan Dharma di beri kesempatan untuk mengajar murid SD YPPK  Manusela Seram Utara. Gedung sekolah yang berada bersebrangan dengan rumah baparaja, tempat kami menginap, kami datangi saat anak-anak sudah mulai berdatangan meski pagi itu hujan menguyur desa ini.

 SD YPPK Mausela

Sebelum masuk ke sekolah, pagi buta, sekitar pukul 6.00 WIT travel mate saya, Dharma menemani Billi (7th) murid kelas 2 di sekolah ini mengibarkan bendera. Hari itu senin. Tapi tidak ada ritual upacara bendera seperti  senin-senin pada umumnya. teryata memang di sekolah itu tak pernah ada upacara bendera. Alasanya karena guru hanya ada satu.

Ya, di SD yang mempunyai total murid  sekitar 60 anak dan 6 kelas itu hanya di ampu oleh 1 guru saja. Yuli Lilihata lah yang mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk mengajar murid-murid itu. Sudah 5 tahun beliau menjadi pengajar disekolah yang di bangun 1987 saat Opression Rely masuk ke Maluku. Beliau bukan guru yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan gaji bulanan yang tetap. Beliau hanya guru honorer yang tak bergaji. ketika saya bertaya kenapa beliau tetap setia mengajar di tengah keterbatasan fasilitas sekolah dan lain-lainnya, beliau hanya tersenyum kepada saya dan:
" kalau bukan kita sendiri lalu siapa? siapa yang mau mengajar di sekolah terpencil seperti Manusela ini Ocha.." begitu beliau menjelaskan kepada saya.
Prihatins saya mendengar ungkapan Mama guru tersebut. Saya jadi berrfikir, banyak sekali orang yang bercita-cita ingin menjadi guru. Tak sedikit juga kampus-kampus yang mempunyai fakultas keguruan di Indonesia ini. Tapi kenapa sampai ada sekolah yang kekurangan guru seperti di Manusela ini? 



  Mama Yuli dengan kedua anaknya Bili (kelas 2) dan Yuyun (kelas 1) yang juga sekolah di SD YPPK

Sebenarnya saat sore itu beliau bercerita kepada saya, ada 2 guru PNS yang mengajar di SD YPPK ini, tapi saat saya masuk kelas tak seorang gurupun kecuali mama Yuli yang kami temui. Entah kemana 2 guru itu. Beliau mengaku jika 2 guru lain hadir maka 2 kelas akan di ampu oleh satu guru. Dan jadwal mengajarnya pun akan bergantian. Misal kelas 1 dan 2, masuk kelas 1 menjelaskan dan di beri tugas. Baru setelah itu masuk ke kelas 2. Begitu seterusnya. Dan jika 2 guru lain tak hadir, maka mama guru harus mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6 ini sendiri. dan tak jarang sekolah harus diliburkan jika guru harus berbelaja keperluan hidup atau ada keperluan di kota. Di liburkan karena memang waktu tempuh untuk sampai ke kota 4 hari. Dan ketika guru sudah kembali sekolah pun akan di buka lagi. Murid di SD ini juga tak di pungut biaya SPP. Mereka sekolah dengan Cuma-Cuma. Cuma-Cuma karena ga akan ada yang mau juga kalo sekolah memasang tarif SPP.

Saat itu saya memilih untuk mengajar kelas 1 dan 2. Dan mama guru bilang di gabung saja. Oke ga masalah, karena meskipun di gabung murid yang ada dikelas hanya 15 orang saja. Begitu memasuki ruang kelas 2, bulu kuduk saya langsung berdiri. Bangunan kelas yang alakadarnya, lantai tanah bercampur kerikil-kerikil, dan jendela yang tak berdaun. Mungkin kalau di Jawa bangunan ini tepatnya untuk kandang ayam atau gudang. Jangan berharap juga melihat mereka berpakaian seragam putih bersih, rapi dan lengkap dengan sepatu. Mereka memang berseragam. Tapi seragam mereka juga seadanya. bahkan tak sedikit dari mereka yang harus beberapa kali memegang celana dan roknya agar tidak melorot karena ukurannya yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. Sepatu hanya terlihat dipakai oleh beberapa anak. Sisanya mereka telanjang kaki atau mengenakan sandal jepit. Tapi senyum anak-anak kembali menghangatkanku pagi itu. Sapaan selamat pagi pun mereka sambut dengan beitu riang meski agak malu-malu. begitu saya masuk, di belakang saya ada Bili dan Yuyun membawa buku paket. Rupanya hari itu matapelajarannya adalah PPKN dan Bahasa Indonesia. sebelum masuk ke pelajaran saya mengajak anak-anak bernyanyi. 2 lagu, disini senang di sana senang dan satu dua tiga, cukup menghangatkan suasana kelas yang dingin karena terlalu banyak ventilasi itu. Karena anak-anak sudah siap dengan buku Bahasa Indonesia, maka saya langsung mengambil buku paket itu dan membuka.

 Ruanga kelas II

Hari itu kami membahas puisi. Puisi yang berjudul “topeng monyet” itu di bacakan beberapa anak di muka kelas. Mereka sangat bagus lho membaca puisinya. Begitu selesai membaca puisi, saya membahas puisi itu. Saat saya tanya apa itu puisi, dengan lantang mereka menjawab TOPENG MONYET. hahahaha... Mereka berfikir kalau puisi itu topeng monyet. karena puisi yang mereka baca saat itu berjudul topeng monyet. kemudian saya menjelaskan apa itu puisi.
Dan pertanyaan demi pertanyaan pun mengalir. saat saya bertanya apa itu topeng monyet, ternyata tak satupun murid yang tau apa itu topeng monyet. Terpaksa saya menjelaskan lagi siapa Sarimin, si tokoh topeng monyet itu. Dan kebingungan mulai menghampiri saya saat saya Tanya siapa yang pernah lihat monyet? Dan tak seorang pun angkat jari tanda tau. Terpaksa saya menjelaskan cirri-ciri monyet. Sampai bergaya ala sarimin pergi kepasar di depan kelas. Alhasil anak-anakpun  tertawa kepingkal-pingkal melihat saya memeragakan di depan kelas. Kemudian saya binggung lagi ketika harus menjelaskan tentang bab selanjutnya yang membahas tentang liburan. Saat itu gambar yang terpasang di buku paket itu adalah wahana merry merry go around di sebuah pasar malam. Merry merry go around? Pasar malam? Liburan? Tak ada satupun yang pernah melihat dan rasakan. Dengan terbata-bata saya mencoba menjelaskan itu semua. Tak bisa dengan kata-kata saya menggunakan media papan tulis untuk menggambar.
Saya menggambar alat transportasi. Mobil, sepeda motor, pesawat, kapal, dan sepeda. Meski tak terlalu bagus tapi setidakya gambaran saya sedikit memberi gambaran buat anak-anak (semoga). Kurikulum mereka harus mengikuti kurikulum sekolah-sekolah di kota. Jadi memang banyak kendala ketika menjelaskan satu hal yang ada di buku yang dikota ada tapi di tempat mereka tak ada. Bahkan mereka belum pernah sekalipun melihat bentuknya.

Kembali saya menyanyi. Entah kenapa hari itu saya senang sekali bernyanyi. Walaupun saya sadar suara saya kalah bagusya dengan mereka. Indonesia Raya menjadi pilihan saya dan anak-anak setelah kami selesai menyanyikan lagu pelaut. Disini saya kembali di buat merinding. Dan ini kali pertama saya menyanyikan lagu kebangsaan ini sampai bulu kuduk saya berdiri dan dengkul saya melemah. Mereka dengan lantang dan penuh semangat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ditengah keterbatasan mereka hidup dan menuntut ilmu , mereka tetap saja mencintai Indonesia. meski entah Indonesia cinta mereka atau tidak.

Tidak lama saya masuk di kelas. Karena hari sudah siang, matahari sudah mulai menyingsing, itu artinya perjalanan kami harus segera di lanjutkan. Setelah puas saya kemudian pamit. Sebelum pamit saya meminta anak-anak membuat surat untuk saya. Mata saya lansgung tertuju kepada satu anak yang duduk di muka. Tidak ada yang special, hanya saja dia menuliskan surat dengan isi pensil yang sudah benar-benar pendek. Satu lagi anak menulis hanya dengan isi pulpen tanpa body pulpennya. Itu semua pernah saya lakukan sekitar 15 tahun lalu ketika saya juga masih duduk di bangku SD. dan di tempat ini itu masih berlaku....oh ibu!!! Dalam surat itu, mereka mengucapkan selamat jalan kepada saya, semoga sampai dengan selamat. Tapi satu yang membuat saya miris. ada satu penggal surat yang isinya “kakak rosa kirim buku” . spontan tubuhku langsung melemas (lagi). Saya ingat cerita mama guru sore itu saat saya menanyakan perpustakaan sekolah.


 tanpa sepatu bukan berarti semangat belajar kami meredup

 menulis dengan isi pensil yang hanya tinggal beberapa cm saja

isi pulpen tanpa bodynya

 jendela tak berdaun,ventilasi yang "berlebihan" lantai tanah berhias kerikil..

 Dharma di kelas 6 (kelas ini baru, dan jauh lebih baik kondisinya dari kelas lain)

senyumnnyaaaa....:)


“ya, kami punya perpustakaan. Tapi ya seperti itulah. Hanya seadanya. Besok dilihat saja ya. Kami Cuma punya sekitar 20 buku saja.”

Selesai pamit dan foto-foto dengan anak-anak saya segera keluar dan melihat ruang-ruang di sebelah ruang kelas II tadi. Ternyata kantor guru dan perpustakaan dengan rak besar birunya. Benar yang di bilang mama guru. Memang hanya perpustakaan seadanya. Rak biru besar  berlantai 3 itu hanya berisi beberapa buku saja. Itupun sudah usang. Ketika saya melihat lebih dekat buku-buku tersebut, ternyata bukan buku pendukung atau buku cerita. Melainkan buku paket. diatas rak itu ada beberapa alat peraga yag berwarna warni. Hanya itu yang mereka punya di perpustakaan sekolah ini.


 perpustakaan alakadarnya



Setelah mengambil beberapa jepretan, saya langsung pergi ke kelas yang di ajar oleh kawan saya,Dharma. Mereka sedang meenyanyikan lagu nasional juga. Sedangkan anak-anak kelas  lain melihat dari balik jendela. Kucing tikus. Ya, saya langsung mengajak anak-anak bermain kucing tikus setelah berhasil membuat lingkaran di tengah lapangan. Kelas yang Dharma ajar pun sudah selesai. Anak-anak semakin banyak dan ramai saja. Permainan pun di mulai. Saya bergabung dengan anak-anak membuat lingkaran sedangkan Dharma memotret. Semua tawa lepas. Langit yang semakin membiru pun memayungi tawa kami diantara cucuran keringat.


Wajah-wajah penerus nasib bangsa



Sepulang dari Manusela ini, kami berencana mengumpulkan uang untuk kemudian di belanjakan buku-buku dan dikirim ke Manusela. Tapi tidak menutup kemungkianan untuk mengumpulkan juga buku-buku bekas yang masih layak untuk di baca. Tentunya buku-buku tersebut untuk mengisi rak biru besar perpustakaan SD YPPK Manusela  itu dan memberi jendela sahabat-sahabat kecil Manusela melihat dunia luar. 


Manusela, desa kecil yang indah yang disana pada akhirnya saya belajar banyak hal. belajar mengenai bagaimana caranya untuk tetap survive dan bersyukur di tengah semua keterbatasan, belajar mencintai Indonesia dengan cara kita sendiri meski Indonesia entah cinta atau tidak, belajar memaknai ulang hidup kita, ah masih banyak pelajaran yang saya dapat dari desa kecil itu. Manusela memicu saya untuk segera lulus dan mewujudkan cita-cita besar saya. mengajar di tempat-tempat terpecil seperti Manusela ini. terimakasih, Manusela! :)


01/11/2011
08.00

Friday, September 23, 2011

awal kehidupan dalam 1 frame kehidupan


Beberapa hari ini saya kepikiran untuk membuat tato di pergelangan tangan kiri saya...sebenarnya udah dari dulu juga sih saya pengen tatto. Tapi ada beberapa hal yang membuat saya berfikir ulang untuk menato. Alasannya nih ya, satu: saya belum tau kenapa saya harus tatto? dua,kalo pun tatto, saya belum punya ide untuk designnya. Karena saya punya prinsip kalo tatto itu harus punya makna. 

Dan beberapa hari ini saya sedang kepikiran untuk membuat tatto gelang di pergelangan tangan kiri.. Kenapa di pergelangan tangan?Selain karena saya suka gelang, tempat itu juga ga terlalu vulgar karena bisa ditutupi jam tangan. Itu karena saya menganut kepercayaan bahwa tatto itu jangan di tempat yang vulgar. Tapi jangan juga di punggung. karena kita ga bisa menikmati tatto kita. Kan ga enak nih kalo harus pasang kaca depan belakang cuma buat liat tatto kita...hehe.

Jadi, setelah berfikir lama banget...(ciee, lama lho..lamaan mana cobak sama nunggu dudamu?jiaah) akhirnya aku memutuskan pengen tatto tulisan jawa nama Bapak sama Ibu...dan sebagai pengunci gelang itu aku mau gambar gunungan wayang kecil. Dan ada tanggal bulan dan tahun pernikahan Bapak Ibu di bawah gunungan itu...:)

Lah, trus kenapa tulisan jawa? ya karena aku orang Jawa. dan menurutku tulisan jawa itu seksi...

Trus gunungannya?? nah ini,  kalo belom tau makna gunungan sendiri, boleh deh baca ini dulu…

“Gunungan merupakan simbol kehidupan, jadi setiap gambar yang berada di dalamnya melambangkan seluruh alam raya beserta isinya mulai dari manusia sampai dengan hewan serta hutan dan perlengkapannya. Gunungan dilihat dari segi bentuk segi lima, mempunyai makna bahwa segi lima itu lima waktu yang harus dilakukan oleh agama adapun bentuk gunungan meruncing ke atas itu melambangkan bahwa manusia hidup ini menuju yang di atas yaitu Allah SWT. Gambar pohon dalam gunungan melambangkan kehidupan manusia di dunia ini, bahwa Allah SWT telah memberikan pengayoman dan perlindungan kepada umatnya yang hidup di dunia ini. Beberapa jenis hewan yang berada didalamnya melambangkan sifat, tingkah laku dan watak yang dimiliki oleh setiap orang. Gambar kepala raksasa itu melambangkan manusia dalam kehidupan sehari mempunyai sifat yang rakus, jahat seperti setan. Gambar ilu-ilu Banaspati melambangkan bahwa hidup di dunia ini banyak godaan, cobaan, tantangan dan mara bahaya yang setiap saat akan mengancam keselamatan manusia. Gambar samudra dalam gunungan “kayon” pada wayang kulit melambangkan pikiran manusia. Gambar Cingkoro Bolo-bolo Upoto Memegang tameng dan godho dapat diinterprestasikan bahwa gambar tersebut melambangkan penjaga alam gelap dan terang. gambar rumah joglo melambangkan suatu rumah atau negara yang di dalamnya ada kehidupan yang aman, tenteram dan bahagia. Gambar raksasa digunakan sebagai lambang kawah condrodimuka, adapun bila dihubungkan dengan kehidupan manusia di dunia sebagai lambang atau pesan terhadap kaum yang berbuat dosa akan di masukkan ke dalam neraka yang penuh siksaan. Gambar api merupakan simbol kebutuhan manusia yang mendasar karena dalam kehidupan sehari-hari akan membutuhkannya”.

Tapi secara garis besar, gunungan di dunia perwayangan mempunyai arti sebuah kehidupan. Didalam pementasan wayang, gunungan ini selalu keluar di awal dan akhir pementasan. Tak jarang gunungan ini dipakai juga untuk merepresentasikan angin dan api.

Jadi, aku akhirnya memutuskan untuk menaruh gunungan sebagai pengunci gelang itu karena menurutku hidupku berawal dari seorang Pria bernama SUGENG WIDODO dan seorang wanita cantik bernama SRI MARYANTI.

Dan tulisan tanggal pernikahan, sebenarnya itu sebagai pelengkap aja sih. dan disamping itu bisa jadi memoriam. bair inget terus..hehe

Tapi di luar semua itu, aku sendiri hanya ingin melihat 2 orang terhebat dalam hidupku itu bisa hidup di dalam 1 frame kehidupan. Meski aku sendiri ga bisa melihat mereka hidup dalam 1 wajah kehidupan yang nyata, tapi semoga dengan tatto itu aku bisa melihat mereka dalam 1 kehidupan. Meski hanya simbol. meski tak nyata. meski ..meski ...dan meski..karena aku mencintai mereka dengan cara saya sendiri.

Unfortunately, setelah konsep tattoo sudah siap. Uang juga sudah siap. Mental apa lagi. Tatto gelang yang udah aku impikan lama itu hanya berhenti di konsep saja. Ya, setelah sharing dengan “teman”, dia bilang “NO” a.k.a jangan di tattoo. Dengan alasan bla bla bla… cukup reasonable meski sebenarnya aku punya beberapa argument juga buat men-counter alasana-alasan itu. Tapi yaaah…sudah lah...it was.haha

Oke, jadi intinya adalah konsep itu masih terjaga rapi sampai sekarang. Semoga suatu saat bisa merealisasikannya…J


“Someday on ma bed”


Saturday, September 17, 2011

pilih saja!



ini hanya semacam rindu yang harus saya buang atau saya akan mati sendiri diantara hujaman rasa..mari segera beranjak kawan!!!

17/09/2011
23.49


Thursday, September 15, 2011

Yang Kuasa adalah Sahabat Saya, jangan disangkal!

Manusia datang ke bumi atas ijin yang kuasa.
Bumi ada karena yang Sang Kuasa tadi punya kekuatan untuk menciptakan bumi seisinya
Semua bisa saling berinteraksi karena kuasa Sang Kuasa tadi
Sungguh… setiap orang percaya  itu, dan beberapa terpaksa mempercayai itu
Karna akan dikatakan KAFIR jika berani menyangkal
Semua harus mempercayai
Meski kadang didalam hati meragukan keberadaannya

Saya percaya.
Saya yakin Sang Kuasa tadi ada
Saya yakin Sang Kuasa tadi memang punya Kuasa yang aduhh haiii
Tapi saya punya pandangan lain akan Sang Kuasa tadi
Dia sahabat saya.
dan saya mempunyai cara sendiri untuk bisa bermesraan dengan Nya..
yang mungkin memang berbeda dengan anda..

*saya lupa kapan saya menulis ini…hehehe*

Wednesday, September 14, 2011

Bejo itu mahal harganya, Jendral!!!





Kalo ada yang tanya siapa orang paling beruntung sedunia, pasti saya akan antang menjawab, SAYA!!!

Ya, saya lah wanita paling beuntung sedunia itu.

Baru-baru ini saya tergabung di 60 petualang ACI 2011. Gawe yang ada di bawah payung Detik.com ini mencari 60 petualang untuk di kirim ke 20 titik pelosok Indonesia. Tugas nya hanya bersenang-senang dan menyebarkan virus Aku Cinta Indonesia. dan tentuannya GRATIS!

Awal mula saya kenal ACI dari kakak saya yang menyarankan saya untuk ikut ACI. Saat itu saya masih belum tau dan nggak ngeh sama program ini. dan suatu hari, teman kost saya masuk ke kamar saya sambil heboh sendiri. dengan BB di tangan kirinya dia bilang sa, kamu harus ikut ini! pokoknya kamu harus ikut. Aku yakin kamu pasi lolos!”.  Dengan wajah bloon saya hanya jawab “ opo sih mbak?” trus temen saya nyodorin smart phone-nya dan aku liat ternyata recruitment petualang ACI 2011. Saat itu saya nggak langsung daftar, entah setelah beberapa hari baru saya meutuskan untuk iseng-iseng daftar ACI. Eh, sapa tau faktor B ada di tanggan saya. Haha… dan pengumuman 750 finalis datang. Karena ga tau jadwal pengumuman unuk 750 besar, saya kaget dan nervous waktu lihat ada email dari detik.com masuk. Saya masuk 750 besar. Gilaaaakkk!!! I have no words to sayNervous abis pokoknya. Dan setelah iu ada pengumuman untuk sesi interview untuk menuju 60 besar. Karena saya ada di luar JABODETABEK maka saya di suruh membuat video yang berdurasi tidak lebih dari 5 menit tentang diri saya sebagai sesi interview. 3 hari sebelum dateline pengumpulan video itu, baru aku menggodog konsep videonya. Saat itu aku minta tolong 2 teman saya, Ibank sebagai kameramen dan Abram di konseptor. Mauku hanya, simple, menarik dan berbeda. Itu saja. Dan apa hasilnya? Video itu benar2 simpel dan berbeda. Simple karena hanya mengambil 1 scene aja dan berbeda karena itu ada saya. Hahaha….melihat hasil video yang harus di kompres habis-habisan itu, saya sebenarnya sempat pesimis sama video saya. Dalam hati saya, yah pokoknya saya udah berusaha, entah lolos atau ga itu kehendak Gusti. Dan kejutan datang lagi malam sebelum saya berangkat ujian les bahasa Jepang. Ada telfon dari ACI yang minta waktu saya untuk interview. Karena sudah terlambat berangkat dan ada ujian les jepang, maka saya bilang “mbak maaf nih, kalo interviewnya nanti gimnaa? Saya mau ujian dulu nih, mungkin jam 8 ansaya sudah selesai” dan mbak2 di telfon itu bilang ya…ajaibnya, ada telfon lagi dengan kode 021. Dari Jakarta, batinku mantap. Dan interview by phone pun di mulai. Setiap pertanyaan –pertanyaan saya jawab dengan totally nervous. Saat interview, saya di tanyai mau kemana?  Sepontan saya bialng saya mau ke timur, entah papua atau Sulawesi. Tapi dalam hati saya sebenarnya kemana aja saya dikirim saya tetap akan berangkat! Dan karena saya punya cita-cita untuk bisa kerja di Papua, saya pikir Maluku akan lebih asik. Kebetulan, beberapa hari sebelum eksekusi beberapa stasiun TV menayangkan tempat-tempat wisata di Maluku. Disitu keinginan saya buat bisa mampir dan merasakan keindahan alam Maluku semakin besar.


Hari pengeksekusian tiba, berbeda dengan saat 750 besar yang ga tau jadwal pengumumannya, kali ini saya sangat menanti tanggal 18 agustus 2011 datang. Dan tepat jam 12.00 siang sebuah email dari panitia nangkring di inbox email saya. Saya lolos 60 besar! Woooooowwwwwww…saya hanya bisa senyum-senyum saaat itu. Saya masih ingat saat malam sebelumnya, waktu saya mau pamit sama Bapak, saya minta doanya semoga saya lolos ACI. Dan dengan santai nya, Bapak bilang “ tenang aja, Bapak yakin kamu lolos” dan ternyata tuhan mengijinkan aku mewujudkan salah satu resolusi ku tahun ini. keliling Indonesia. beberapa hari setelah pengumuman 60 besar, datang lagi email lengkap dengan 2 attachment dari panitia, satu adalah pembagian destinasi dan team, satunya lagi adalah surat perntayaan yang harus segera di isi dan di kirim balik.  Sesuai dengan apa yang saya impikan, saya kebagian untuk mengeksplor Maluku bersama 2 patner cowok saya, bung Brama dan bung Dharma. What a wonderful destination!

Mulai hari itu juga, email selalu di banjiri email baru dari rekan-rekan petualang. Mulai dari say hello sampai akhirnya berbagi jejaring pribadi. Dan baru-baru ini sedang heboh merencanakan kopdar. (kali ini saya ga bisa ikut karena kopdar ada di Jakarta, sedang saya masih di jogja dan berlari-lari untuk segera menyelesaikan bab3 ma scripshit!hahaha…)

Iseng-iseng saya buat group PETUALANG ACI 2011 di facebook. Sebenarnya ini efek dari pegalnya mata saya karena harus buka email satu per satu untuk tetap bisa mengikuti obrolan teman-teman. Banyak sekali teman-teman baru masuk di friendlist facebook saya. Kami saling bertegur sapa satu sama lain. Dan kegilaan sudah tercipta padahal bertatap muka saja belum pernah. Haha…apa jadinya nanti kalo sudah kopdar ber 60?? Wow…

Hasil dari obrolan saya dengan teman-teman baru saya ini adalah saya orang yang paling bejo yang nyelip di antara  60 orang petualang itu. Bagaimana tidak, setelah saya lihat blog, foto-foto facebook, dan obrolan mereka, semua jauh dari apa yang pernah saya buat. Hahaha… mereka memang hobi travelling, hampir semua petualang pernah keluar pulau, sedang saya? Masih di pulau jawa saja. Pol mentok di Bali. itu aja bisa sampai kesana karena study tour jaman SMA dulu. Blog mereka juga jauh lebih attractive and communicative dari pada blog saya yang hanya berisi puisi-puisi sampah. Oh no…. hampir dari mereka pernah mereview tempat-tempat wisata yang pernah mereka kunjungi. Dan saya? Tidak ada satupun. Haha. Bahkan beberapa teman saya adalah penulis. Wow…gila bukan!!! Mereka pun pegawai-pegawai yang sudah mapan jebolan universitas yang jempolan juga. Bukan mahasiswa tingkat akhir yang belum juga selesai skripsi dan masih saya mengulang mata kuliah – mata kuliah anak baru. Modal utama saya saat itu hanya satu, NEKAT!!!

Sempat saya “mengeluh” dengan sahabat saya,
mas, temen2 ku di ACI orang2 hebat semua, aku minder mas”
Dan saat itu sahabat saya bilang,
bagus lah, jangan minder, mungkin ini titik AWAL di hidup mu…semangat yaaa.”

Titik AWAL?? Apa iya ini adalah titik AWAL dari hidupku yang penuh dengan kebejoan ini? Tuhan yang tau….

Saat saya mendaftar, membuat video, menanti pengumuman 60 besar  dan akhirnya pengumuman destinasi prinsip saya adalah lakukan apa yang bisa kamu lakukan sebaik-baiknya, dan biarkan Tuhan yang memutuskan. (just do your best and let God do the rest)


Pernah Bapak bilang sama saya, "Nduk orang pinter itu bisa di tiru, belajar yang rajin, les, atau banyak-banyak baca buku. tapi orang bejo itu ga bisa di tiru... dia ngalahin orang pinter...sukur2 kamu jadi orang bejo nduk!"

Dan sekarang saya membuktikan itu semua!

Saya juga sangat percaya bahwa nothing is impossible. Everything is possible. Ya, saya sangat mengamini itu. Terbukti dengan seorang mahasiswa tingkat akhir yang juga belum selesai menngerjakan skripsi yang bukan penulis dan hanya penikmat travelling yang dapat faktor B dari Gusti Allah, dan berhasil nyempil diantara 59 petualang hebat ACI 2011
.
Matur nuwun Gusti (even its more than just  thankful...)

14/09/2011
*entah jam berapa saya nulis ini..:P