Wednesday, April 4, 2012

SATU GENAP, DUA LENYAP!



Pepatah itu terus saja ternggiang di telinggaku sepanjang pagi ini. ku tutup lembar ke 31 Filosofi Kopi. Mataku pun menyusul menutup tirainya. Bibirku mulai mengeja satu persatu dari kata-kata itu. Lama. Sampai-sampai lidahku pun kelu mengeja.

“satu … jangan ambil dua. Satu menggenapkan..dua melenyapkan.. satu..dua..genap..lenyap..satu genap, dua lenyap”

Entah ini untuk keberapa kalinya aku kembali mengeja kata-kata itu. Kata-kata yang secara tidak sadar memanggil alam bawah sadar ku dan mengantarkan nya ke memori beberapa waktu yang lalu. 

Di depan cermin, aku mulai memperhatikan setiap inci dari bagian tubuhku. Masih juga aku mengeja. Lidahku pun masih kelu. Nafas ku masih tersenggal. Semua isi otak ku pun di kudeta oleh satu bayangan yang sudah lama aku usir tapi sampai sekarang masih duduk manja di singgasana itu.

“Kamu (ternyata) sudah punya satu. Hidupmu pun sudah genap. Tapi ego mu untuk mengambilku melengkapi hidupmu justru malah melenyapkan semua yang pernah kau bangun”

Mataku mulai menatap sinis ke kaca seiring kalimat itu aku pungkasi.

Aku melempar kenangan itu. Kenangan yang lahir bak secangkir kopi hitam, pahit sekaligus manis. 

Aku pun mulai berlari menyusuri labirin waktu. Bukan untuk mengejarmu. Hingga ku menerobos 6 pintu waktu. 6 pintu yang penuh dengan darah.

Langkah ku mulai melambat. Aku berhenti. Ku picingkan mata kiriku kearah sebuah dinding dengan kertas hitam putih tertempel di wajahanya. Kembali ku temui kata-kata itu di labirin waktuku. Darahku mulai terpompa naik.

“bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua.
Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan”
–Mencari Herman,Dee-

Aku robek tulisan itu!!!
Kalau satu saja sudah cukup menggenapkan hidupmu, kenapa kamu ambil aku untuk melenyapkan mimpimu, mimpiku, dan mimpi kita?


02/04/2012
03.32

No comments:

Post a Comment