Monday, January 10, 2011

"aku ingin menjadi seperti Gayus"


Satu sore aku duduk di bawah pohon dekat rumahku. Seperti sore-sore biasanya, banyak anak-anak kecil yang sedang asik bermain bola. Tak banyak yang aku lakukan disana. Biasanya aku hanya duduk termenung dan mengamati anak-anak kecil itu menggiring bola dan kemudian berlarian bangga setelah mencetak sebuah gol di gawang lawan.

Tak seperti biasanya, anak-anak kecil itu selesai bermain lebih awal. Kemudian mereka duduk-duduk dibawah pohon sambil mengibas-ibaskan kaosnya ke arah badannya sambil sesekali menyeka keringatnya.
Tidak lama kemudian, suara salah satu anak memecah teriknya siang. Dengan kaki selonjor, dia memulai pembicaraan dengan sebuah pertanyaan kepada teman-temannya.

“kalo kalian udah gede, kalian mau jadi apa?”tanyanya mengawali pembicaraan.
“wah kalo aku pengen tuh jadi pemain bola. Yang jelas kayak si BP…sekali heading langsung gollll…” jawab A sambil berdiri menirukan gaya heading sang idola, Bambang Pamungkas.
“alah…lebay kamu tuh!” sorak teman-temannya.
“kalo aku nih ya, pengen jadi Guru… tapi aku takut tuh, kalau sampai muridku besok pada bandel kayak kita-kita ini…hahaha.” Jawab B sambil mengelus dada di susul suara tawa anak-anak yang lain melihat gaya nya.
“Ah kalo aku mah, pengen punya truk yang banyak trus tinggal dirumah dan uang datang dengan sendirinya tanpa harus keluar keringat..” Jawab C.
“huuuuuuuuuuuu….” Sorak teman-temannya.
Setelah C menjawab, tidak ada yang menyusul. Hening terjadi beberapa menit kemudian.
“Woy, giliran kamu boy!” tegur anak pertama.
“Ah kamu tuh ganggu aja!aku tuh lagi mencari-cari cita-cita ku di antara daun-daun yang berguguran ini…”jawabnya polos sembari mengambil satu demi satu dedaunan kering disekitarnya. Tak hayal jawabannya itu membuat anak-anak yang lain tertawa terpingkal pingkal. Lalu B menyahut.
“Trus kamu mau jadi apa boy?” Tanyanya ke anak yang pertama.
“Oiya, habis ndengerin cita-cita kalian aku jadi lupa sih. “
“ehm, beberapa hari yang lalu aku berfikir kalo aku gede nanti aku pengen hidup di dalam sel.”
Spontan jawabannya membuat anak-anak kaget bukan kepalang.
“tenang nih tenang…ga usah kaget gitu dong!” ujarnya berusaha menenangkan teman-temannya yang mulai gusar akan jawabannya itu.
“habis, beberapa hari yang lalu aku nonton tv dan kebetulan juga sedang memberitakan Gayus sambunan”
“Tambunan!” Si B membenarkan.
“Iya…maksud aku juga itu. Katanya dia di penjara gara-gara korupsi. Tapi makan aja dia bisa pesan. Ayam bakar, kalo ga ikan bakar, minumnya aja es jeruk. Malahan baru-baru ini aku dengar dia jalan-jalan ke Bali nonton final tennis… enaknya ya jadi kayak Gayus…ga kerja bisa kemana-mana, bisa makan enak….” sambil membetulkan gaya rambutnya seperti Elvis Parsley.

Anak-anak yang lain hanya benggong mendengar penjelasan anak pertama sambil melihat tanggannya yang sedang sibuk membenarkan gaya rambutnya. Tak ada jawaban atau sanggahan. Semua hanya terdiam. Entah diam emas atau diam embuh…hahaha.

Dan aku sendiri pun tak banyak bicara juga. Selain karena aku tak berhak bicara, aku membayangkan bagaimana jika semua anak-anak kecil berfikiran bercita-cita menjadi seperti seorang Gayus setelah melihat pemberitaannya di TV?


05/01/2011
#After watched Suara Anda at Metro TV that discussed about the Gayus’ travelling during jailed. 64 days spent in Makua, Malaysia, Jakarta, and Bali…oh, How poor we are…



2 comments: